Puskesmas Pembantu


Jumat 8 Januari 2015- saya mengunjungi  dua puskesmas pembantu (Pustu).  Dua pustu yang saya kunjungi itu terletak di desa Sarongan dan Kandangan, Kec.Pesanggaran – Banyuwangi. Dua desa ini seperti tak terjangkau oleh masyarakat luar.  Akses menuju dua desa ini masih sangat susah. Jalanan rusak parah. Tertutup hutan. Tidak ada transportasi. Juga tidak ada penerangan jalan.

Puskesmas Pembantu (Pustu) pertama yang saya kunjungi adalah Pustu Sarongan. Di sana saya bertemu dengan beberapa pasien yang sedang dilayani  oleh petugas (perawat dan bidan). Meskipun pustu ini terbilang kecil, tapi menyenangkan. Lantai  bersih dan obat-obat tertata rapi.

Pustu ini hanya ditunggui seorang bidan dan seorang perawat.  Dokter hanya supervisi sebulan sekali. Artinya, penduduk hanya dapat memeriksa langsung ke tempat ini, selain ibu hamil, hanya sebulan sekali. Jika sangat membutuhkan pertolongan atau terkena penyakit-penyakit parah yang harus segera ditangani, penduduk harus datang ke puskesmas induk maupun RSUD.  Untuk ke puskesmas terdekat jarak yang harus ditempuh sekira 15 KM, tanpa ada transportasi umum. Artinya, jika penduduk sakit parah, keluarga harus memiliki motor atau mobil sendiri.Hal ini akan sangat menyulitkan bagi mereka yang tidak memiliki alat transportasi. Setelah berbincang dengan petugas dan pasien, kami memberikan sedikit bantuan berupa alat-alat kebersihan dan obat-obatan.

Setelah itu saya mengunjungi pustu di Kandangan. Saya  terdiam sebentar  saat melihat kondisi pustu ini.   Tidak ada yang bertugas jaga. Padahal pintunya terbuka.  Mirisnya, ada dua pasien yang sudah menunggu yaitu  sepasang kakek nenek. Sambil menunggu perawat yang sedang dipanggil oleh seorang warga, saya mengecek  beberapa ruangan di pustu tersebut. Kondisinya berantakan. tidak tertata. Obgien bed pasien penuh dengan tumpukan kardus obat.  Kondisi ini diperparah dengan pintu- pintu utama yang rusak. Tidak ada buku untuk mencatat data pasien, data pasien hanya ditulis di sebuah kertas serampangan. Ini tentu rawan ketingslut (tercecer tidak karuan), hilang entah kemana. Setelah menunggu kekitar 15 menit petugas datang. Dia adalah seorang perawat. Ia baru saja kembali dari rumahnya untuk mengurus anaknya yang masih berusia 1 tahun.

Saya saat itu tentu tidak menyalahkan perawat tersebut. Mungkin banyak kendala yang membuatnya harus meninggalkan pustu sebentar. Bisa jadi, intensive untuk dia kurang atau bahkan sangat sedikit, atau ada masalah-masalah lain.

Usai memperhatikan dia mengecek kondisi pasien, saya pun berbincang-bincang dengan perawat tersebut. Tak lupa memberikan sedikit bantuan berupa obat-obatan dan alat-alat kebersihan.

Pustu Sarongan

Memberikan bantuan pada petugas di Puskesmas Sarongan




Nihayatul Wafiroh

Adalah anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) yang mewakili Daerah Pemilihan Jawa Timur III (Banyuwangi-Bondowoso-Situbondo). Saat ini juga dipercaya sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di Dewan Pengurus Pusat PKB. Aktif dalam Kaukus Perempuan Parlemen RI sebagai Wakil Sekretaris.