“Jadi untuk biaya seragam dan transportasi dari Banyuwangi ke Airport, ada biaya 600rb,” begitu kata pegawai Kemenag Banyuwangi menerangkan ke calon jama’ah haji Banyuwangi tahun 2012 saat itu. Saya pun angkat tangan, minta ijin untuk berbicara, “Pak, kami daftar haji sejak 4 tahun lalu, dan setiap dari kami sudah melunasi dana awal sebesar 25 jt sejak kami mendaftar. Jadi artinya uang 25 jt itu sudah ngendon di bank selama 4 tahun. Dalam hitung-hitungan sederhana, kalau saya deposit 10 jt, setiap bulannya saya akan dapat 50rb sebagai bunganya, berarti kalau 25jt sebulan bunganya bisa 125rb. Berarti dalam satu tahun bunga untuk satu orang sudah 1,5 jt, kalau 4 tahun berarti 7 jt. Lalu masak untuk seragam dan transportasi 600rb saja kami masih ditarik ?” Langsung calon jama’ah haji yang ada tepuk tangan. Walaupun pertanyaan saya jelas, tapi jawaban dari petugas Kemenag mbulet tidak jelas dan kami tetap ditarik uang tersebut. Saat pulang dari acara manasik bersama itu, saya didekati seorang Kyai “Nduk, haji itu perjuangan, butuh uang, butuh kesabaran, butuh keihlasan, jadi jangan mempersulit diri, ikuti saja apa yang diwajibkan oleh pemerintah, biar kita nanti tidak sulit waktu haji.” Waduh terus fungsi kritik atas kebijakan dimana letaknya ini?
Simak komentar pembaca dan tanggapan Ninik di laman Facebook-nya.