Pada PILEG April 2014, PKB memperoleh suara sebesar 11.298.957 (9,04%). Angka itu naik seratus persen dari perolehan pileg 2009. Khusus Kabupaten Banyuwangi ada kenaikan signifikan yaitu sebesar 300 persen dari PILEG 2009.
Kenaikan suara itu bisa dilihat dari dua segi. Pertama, sebagai buah kerja keras struktur partai dari bawah hingga atas. Kedua, bisa dimaknai sebagai kepercayaan rakyat pada Partai Kebangkitan Bangsa. Sebab, perolehan itu tidak mungkin tercapai tanpa sinergi gerakan dari bawah hingga atas. Hasil itu merupakan hasil kerja keras pimpinan dewan pusat, wilayah, cabang, anak cabang, hingga ranting. Perolehan semacam itu tentu tak bermakna jika tidak diikuti kerja-kerja politik yang berpihak pada rakyat. Karenanya, ketua DPP PKB, Muhaimin Iskandar, selalu menekankan pada kami untuk terus kerja sebaik-baiknya dalam mengemban amanah itu. Di pusat, kerja nyata itu setidaknya dikontrol dengan mencermati keaktifan anggota DPR RI dalam setiap rapat, baik rapat paripurna maupun komisi.
Pertemuan saya dengan DPC dan PAC PKB di tiga kabupaten; Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi , merupakan agenda untuk mensinergikan kerja-kerja partai. Pada tanggal 14 Desember 2014, saya menemui pimpinan cabang dan anak cabang PKB Bondowoso di DPC Bondowoso. Saya lanjutkan, pada 18 Desember 2014 bersilaturrahim dengan pimpinan cabang dan anak cabang PKB Situbondo di kantor DPC Situbondo. Lalu, pada tanggal 22 Desember 2014, saya teruskan menjumpai kawan-kawan pimpinan cabang dan anak cabang Banyuwangi di kantor DPC PKB Banyuwangi.
Agenda utama dalam pertemuan-pertemuan itu adalah menyelaraskan kerja-kerja antara pusat dengan daerah. Saya pikir mesin politik akan bergerak cepat dan tepat jika antara pusat dan daerah bahu membahu, bersama-sama mengatasi permasalahan-permasalahan pimpinan partai dari atas hingga bawah.
Dalam pertemuan-pertemuan dengan DPC itu, saya menegaskan bahwa uang bukan penggerak utama dalam kerja-kerja organisasi. Uang merupakan salah satu instrumen. Cara pandang yang selalu memandang uang sebagai penggerak partai harus dilunturkan. Perspektif yang memandang uang sebagai penggerak partai itu sudah terpatahkan dengan pengalaman saya sewaktu pemilihan legislatif maupun ketika saya menjadi tim sukses JKW-JK.
Saya menekankan bahwa partai akan bergerak dengan cepat jika ruh-ruh partai selalu hidup dalam diri pengurus partai. Mesin politik bisa digerakkan dengan semangat memenuhi visi islam rahmatal lil alamin. Sekaligus, saya menegaskan bahwa tujuan partai adalah untuk kepentingan rakyat Indonesia, untuk menjaga keragaman dengan menghidupinya melalui toleransi dan menghargai antar agama, suku dan golongan. Visi ini dapat berjalan sesuai dengan arahnya jika kawan-kawan di pusat memberi contoh nyata pada kawan-kawan di daerah.
Yang tak kalah penting juga adalah saya selalu memberikan ruang pada Perempuan Bangsa. Setidaknya, saya selalu mengundang mereka pada reses perdana saya. Syukurnya, mereka juga dapat hadir undangan itu. Setidaknya, lima sampai sepuluh anggota perempuan Bangsa hadir dalam pertemuan-pertemuan dengan DPC dan PAC di tiga kabupaten tersebut. Khusus untuk para perempuan penggerak partai ini, saya selalu menyempatkan diri berdiskusi dengan mereka. Karena saya percaya, kekuatan para perempuan dalam politik bisa mengisi banyak ruang kosong dalam politik yang didominasi maskulinitas.
Ini merupakan agenda politik dan komitmen saya untuk memberi ruang pada perempuan untuk aktif dalam kancah perpolitikan. Sebab, saya yakin, keterlibatan perempuan akan mempengaruhi bahkan mengubah wajah politik praktis yang sering berfokus pada perebutan kekuasaan. Keterlibatan perempuan akan mengarahkan politik condong ke pemeliharaan dan pengabdian.