Rencana Lima Hari Sekolah, Mendikbud Disebut Tak Paham Budaya
RILIS.ID, Jakarta— Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy terkait lima hari sekolah dengan delapan jam sehari dikritik keras politisi PKB di DPR RI, Nihayatul Wafiroh. Ninik, sapaan akrabnya, menyebut, ide Muhadjir itu sama saja tidak paham budaya.
Menurut Nihayah, sudah menjadi budaya sejak lama anak-anak sekolah di dua tempat, pagi di sekolah umum dan sore harinya mereka menambah pengetahuan di sekolah agama, atau madrasah diniyah.
“Bentuk penghargaan negara terhadap usaha untuk mendidik masyarakat adalah salah satunya dengan menghormati dan men-support keberadaan sekolah-sekolah diniyah ini. Bukan malah menghantam habis dengan kebijakan full day school,” ujarnya, Senin (12/6/2017), dikutip dari laman DPR RI.
Ia pun meminta Muhadjir untuk merevisi kebijakan tersebut, karena dinilai mengancam eksistensi madrasah diniyah.
“Kebijakan itu mengesampingkan jam belajar siswa di madrasah diniyah. Karenanya, perlu dikaji ulang,” kata anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Timur III ini.
Menurut Nihayah, setiap kebijakan mestinya bisa mengakomodir keinginan dan kepentingan seluruh peserta didik. Keberpihakan kebijakan seharusnya berpihak pada kepentingan rakyat seluruhnya, bukan berat sebelah.
“Banyak hal yang mendesak untuk diperbaiki dalam pendidikan kita. Salah satunya, adalah pemerataan fasilitas pendidikan,” pungkasnya.
SOURCES
http://www.rilis.id/rencana-lima-hari-sekolah-mendikbud-disebut-tak-paham-budaya.html
http://www.nu.or.id/post/read/78798/anggota-dpr-kecam-kebijakan-full-day-school
http://kabar3.com/detail/1757/ancam-tradisi-nu-dpr-kritik-kebijakan-fds-mendikbud
https://www.bangsaonline.com/berita/34820/ancam-eksistensi-madrasah-diniyah-anggota-dpr-ri-kecam-kebijakan-full-day-school-mendikbud