PKB Desak Pemerintah Penuhi Tuntutan Petani Pegunungan Kendeng
JAKARTA, KOMPAS.com –
Wakil Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Nihayatul Wafiroh mengatakan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar akan melakukan komunikasi dengan Presiden Joko Widodo terkait tuntutan para petani dari kawasan Pegunungan Kendeng.
Menurut Nihayatul, Fraksi PKB di DPR telah menentukan sikap untuk mendukung perjuangan petani Kendeng.
PKB juga meminta pemerintah mendorong pemerintah agar menghentikan kegiatan pabrik semen di Kendeng.
“Cak Imin (Muhaimin Iskandar) akan melakukan komunikasi dengan Presiden Jokowi terkait masalah pabrik semen di Kendeng ini,” ujar Nihayatul saat ditemui di depan Istana Negara, Rabu (15/3/2017).
“Di DPR, Fraksi Kebangkitan Bangsa di Komisi VII juga men-support dan mendorong pemerintah agar menghentikan kegiatan pabrik semen di Kendeng,” kata dia.
Nihayatul menuturkan, jika melihat persediaan semen secara nasional yang mengalami surplus, seharusnya tidak ada alasan pembangunan pabrik semen terus dilanjutkan.
Di sisi lain, keberadaan pabrik semen juga dikhawatirkan akan merusak sumber air yang ada di Pegunungan Kendeng. Sebab, sumber air di Pegunungan Kendeng telah menjadi andalan para petani di lima kabupaten di Jawa Tengah untuk mengairi sawahnya.
“Kekhawatiran terbesar saya, kalau ini lolos akan ada pegunungan-Pegunungan Kendeng lainnya. Kalau ini dibiarkan lolos maka ada upaya perusakan alam di tempat-tempat lain,” ucap Nihayatul.
Petani dari kawasan Pegunungan Kendeng melanjutkan aksi protes memasung kaki dengan semen di depan Istana Negara sejak Senin (13/3/2017).
(Baca: Lagi, Petani Kendeng Mencor Kaki di Depan Istana)
Pada hari ketiga aksi protesnya ini, jumlah petani yang menyemen kaki bertambah menjadi 20 orang. Sebelumnya, sebelas petani sudah mencor kakinya lebih dulu.
(Baca: Hari Ketiga Protes Pabrik Semen, 20 Petani Kendeng Mencor Kaki di Depan Istana)
Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Joko Prianto mengatakan, sembilan petani yang terdiri dari dua perempuan dan tujuh laki-laki ini, berasal dari Pati dan Kudus.
“Aksi di hari ketiga ini jumlah petani bertambah jadi 20 orang. Tadi pagi sembilan Sedulur Sikep dari Pati dan Kudus tiba di kantor LBH untuk bergabung,” ujar Joko.